ISTILAH 3D DALAM PERCETAKAN

Istilah 3D juga digunakan dalam percetakan




Berita Satu
MERDEKA.COM, Selain digunakan dalam perfilman, istilah 3D juga muncul dalam industri percetakan. Meski begitu, pengartiannya pun jadi lain.
Percetakan 3D sendiri lebih kepada upaya untuk menghasilkan replika sebuah benda yang mirip dengan benda aslinya secara otomatis. Oleh karenanya, diperlukan sebuah mesin pencetak atau printer dalam bahasa awam.
Printer 3D pertama kali ditemukan oleh Charles Hull. Namun, penggunaannya secara sempurna baru terjadi pada 1981 oleh Hideo Kodama.
Setelahnya, nama mesin pencetak 3D sempat turun hingga akhirnya kembali mengemuka di millenium baru ini. Hal ini tak lain karena semakin pesatnya perkembangan mesin cetak ini dan semakin luasnya area penerapan.
Printer tiga dimensi biasanya menggunakan sebuah gulungan akrilik, ABS, atau besi sebagai bahan baku untuk membuat replika. Dengan sebuah software khusus, seperti CAD, printer kemudian melelehkan bahan-bahan tersebut untuk dijadikan sebagai objek replika.
Objek replika ini kemudian dibentuk dengan sinar laser supaya mengikuti model yang diberikan. maka, jika modelnya dibuat dengan detail, maka objek replika yang dihasilkan pun akan terbentuk dengan detail tersebut.
Saat ini, sudah banyak penerapan dari printer 3D ini dalam kehidupan sehari-hari, mulai untuk penciptaan senjata, mainan, atau replika lainnya hingga organ cangkok. Bahkan, NASA pun tertarik untuk mengembangkan teknologi ini guna membuat printer 3D yang mampu mencetak pizza dengan sekejap.
Sayangnya, mesin cetak ini sendiri tak dijual bebas mengingat harganya yang cukup mahal. Diperkirakan, untuk satu unit printer 3D dengan spesifikasi rumah tangga, dihargai sekitar USD 1.000 atau sekitar Rp 9,7 juta rupiah.


Dari berbagai sumber
Sumber: Merdeka.com


Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *